Pages

Suasana Kampus E Universitas Gunadarma

Menurut saya, suasana kampus Universitas Gunadarma khususnya kampus E yang terletak di Jl. Akses UI Kelapa Dua, Depok ini lebih nyaman dan kondusif dibanding kampus daerah depok lainnya seperti kampus D maupun kampus G. 

Ini dikarenakan tata bangunan yang cukup bagus serta area parkir kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor yang telah tersedia dan lumayan mencukupi sampai dengan saat ini.  Tetapi jika anda datang siang maka sangat susah sekali mendapat tempat parkir untuk sepeda motor maupun mobil.  Ditambah dengan jembatan penyeberangan yang mengubungkan antara gedung parkir sepeda motor dengan gedung 4, mempermudah para mahasiswa sehingga tidak perlu turun kembali kebawah untuk mencapai gedung.  Selain itu sistem pengamanannya pun cukup aman.  Kemudian parkir mobil, untuk parkir mobil di kampus E ini dirasa masih kurang karena banyak sebagian mahasiswa/i membawa mobil.


Gambar: Parkir Mobil dan Gedung Parkir Sepeda Motor

Ingin mengecek email atau studentsite? tak perlu cemas, di kampus E ini terdapat iLounge (Internet Lounge) yang dapat digunakan mahasiswa/i Universitas Gunadarma untuk browsing. Dengan menunjukan KTM mahasiswa/i bisa memakai fasilitas koneksi internet secara bergantian dengan mahasiswa lainnya dengan batas waktu antara 15-20 menit.


Selain itu Gunadarma juga memfasilitasi mahasiswa/inya yang mengikuti UKM pecinta alam atau mapa gunadarma dengan adanya Wall Climbing yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana penunjang kegiatan mereka.  Di kampus E juga terdapat masjid Darul Ilmi yang selalu ramai oleh mahasiswa saat jam istirahat yang digunakan untuk beribadah maupun istirahat.  Selain itu juga banyak tempat-tempat makan disekitar kampus yang sesuai dengan kantong mahasiswa tidak heran jika di luar sekitar kampus selalu ramai oleh mahasiswa yang hilir mudik.

Di kampus E ini terdapat taman yang sering digunakan sebagai tempat berkumpul atau sekedar menikmati hot spot area serta ditambah tiang tiang tinggi yang berada ditaman yang berfungsi sebagai penyiram tanaman dengan tata cahaya/lighting yang indah di saat petang atau malam hari menanambah keindahan lingkungan kampus, dan kebersihannya pun selalu terjaga karena petugas kebersihan taman maupun OBnya rajin membersihkan tiap sudut kampus sehingga kenyamanan pun terasa saat datang ke kampus walaupun masih banyak mahasiswa yang membuang sampah tidak pada tempatnya. 


Kampus E Universitas Gunadarma



BISNIS



Kisah Awal Masuknya 7-Eleven Ke Indonesia



Jakarta - 'Nongkrong' di 7-Eleven saat ini menjadi tren gaya hidup baru sebagian warga Jakarta khususnya kalangan remaja. Pernahkah ada terpikir bagaimana sang pemilik 7-Eleven di Indonesia membawa ritel tersebut masuk ke Tanah Air?



Ternyata bukanlah perkara mudah, berbagai perjuangan dilakukan hingga 7-Eleven memberikan lisensi. Hal ini dikisahkan oleh Presiden Direktur PT Modern Putra Indonesia, Henri Honoris selaku pemegang lisensi 7-Eleven di Indonesia. Ia mengatakan tidak mudah membuat pemilik 7-Eleven memberikan lisensi ke dirinya untuk membuka cabang di Indonesia. "Mereka bilang kalau mau membuka, kenapa harus di Indonesia? karena pada 2005-2006 Indonesia belum dilirik sama sekali," kata Henri dalam seminar Inspiration Young CEO Multimedia Marketer Crativentrepreneur E-Commerce Marketing Genius, di Gedung UOB, Selasa (19/6/2012).



Menurut Henri, kalaupun 7-eleven buka di luar negeri lebih baik di Jerman, Prancis, Vietnam dan India. "Pasalnya saat itu sudah 17 tahun 7-Eleven belum membuka lisensi. Terakhir mereka buka lisensi adalah pada tahun 1993 untuk China dan Makau," ungkapnya. Kenapa Henri ngebet dengan 7-Eleven? dikatakannya saat itu 7-Eleven belum ada di Indonesia apalagi usaha yang dipegangnya sedang lesu. "

Teknologi digital telah mengubah bisnis Moderen Grup. Pada saat peak di Tahun 2000 Pendapatan kami mencapai Rp 3 triliun namun turun drastis hanya menjadi Rp 200 miliar," tuturnya. Henri pun kembali ke Indonesia, untuk merestrukturisasi bisnis, menutup toko dan mengurangi karyawan, itu rasanya sakit sekali. "Pada 2006 saya memutuskan untuk mencari bisnis baru dan ketemu 7-Eleven yang belum ada di Indonesia," ujarnya.

Namun berulangkali pihak 7-Eleven menolak. "Saya kirim email, kirim lay out, 2 tahun kirim email tidak ada jawaban, kita hampir menyerah tetapi Orang tua saya bilang terus tetap kirim email. Namun akhirnya mereka menjawab dan kami diundang untuk di interview," katanya.

Diungkapkan Henri, mereka akhirnya interview dan pertanyaan mereka kenapa tertarik 7-Eleven harus ada di Indonesia. "Kita jelaskan, kalau kita punya dasar ritel, kalau diberi kepercayaan pasti sukses," ucapnya. Selama 6 bulan Hendri menunggu jawaban dari 7-Eleven, dan November 2009 akhirnya ia terpilih sebagai master franchisee ke-18. "Alasannya kenapa kita dipilih? mereka bilang ternyata 7-Eleven percaya sekali dengan konsep entrepreneurship, karena 39.000 outletnya yang lain dikelola oleh UKM," ujarnya.

Apalagi 7-Eleven di Indonesia dibuat berbeda, diluar negeri 7-Eleven isinya barang-barang kebutuhan sehari-hari. Sementara di Indonesia isinya makanan dan minuman siap saji.

"Namun mereka memberikan syarat, mereka ingin 7-Eleven dikelola oleh owner, karena ketika kita menemani mereka survei pasar, kita sebagai pemilik menemani langsung, mereka terkesan, sementara 2 pesaing mereka hanya mengirim direktur," jelasnya.

7-Eleven saat ini telah melayani 75.000 custumer per hari, setelah 2 tahun 7-Eleven telah memiliki 73 outlet sebagian besar di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.


x